Macam-Macam Timbangan Digital Dan Cara Kalibrasinya

oleh | Nov 8, 2022 | Kalibrasi, Laboratorium

Sebelum membahas lebih jauh mengenai timbangan digital, Jika teman-teman mempunyai kebutuhan akan alat ukur alat ukur atau laboratorium silahkan anda kunjungi di link ini.

Pngertian Timbangan Digital

Timbangan digital atau elektronik merupakan alat ukur yang sangat luas penggunaanya, bahkan hampir di semua industri saat ini menggunakan alat ini sebagai pengukur massa. Pabrikan-pabrikan dari timbanganpun saat ini sudah banyak yang mengeluarkan berbagai tipe timbangan yang bisa dibilang sangat canggih dalam aplikasinya.

Jenis-jenis Timbangan Digital

Berikut ini adalah berbagai macam tipe timbangan yang sudah lazim kita temui dipasaran:

1. Timbangan analitik

Timbangan analitik
FS-AR210 Analytical Balance

Timbangan yang dilengkapi dengan chamber yang berfungsi sebagai pelindung pengaruh dari luar (misalnya : angin) sehingga dapat mengahasilkan penimbangan dengan akurasi yang tinggi. Readability timbangan ini biasanya dimulai dari 0.1 mg. Dapat dikategorikan timbangan analitik jika resolusi (perbandingan antara kapasitas dengan readability) tidak lebih dari 200 ppm.

Timbangan digital jenis ini ada juga yang mempunyai readability 1 atau 0.1 mikron (6 angka atau 7 angka) dibelakang koma atau yang kita kenal sebagai timbangan mikro. Tingkat akurasi timbangan yang begitu tinggi ini memaksa kita untuk benar-benar memikirkan penginstalan serta penggunaannya secara benar.

Contohnya : Dalam penginstalan microballance, kita harus benar-benar memperhatikan mengenai pengaruh aliran udara misalnya aliran udara dari pintu, dari AC dll serta sumber getar apakah timbangan tersebut diletakkan di tempat yang dekat dengan sumber getaran. Bahkan pengaruh dari gaya bouyancy udara pun (misalnya : timbangan diletakkan di lantai gedung yang bertingkat) juga akan mempengaruhi kinerja dari timbangan digital jenis ini. Penerapan dari “good weighing practice” sangatlah diperlukan terutama untuk timbangan ini.

2. Top Pan Ballance

Top Pan Ballance
Micro Top Pan Balance

Timbangan yang biasanya mempunyai readability 0.001 gr s/d 0.01 gr dengan kapasitas s/d 15 kg atau 30 kg. Timbangan ini merupakan timbangan yang paling sering kita temui di dunia industri. Dengan readability ang lebih besar dibanding dengan timbangan digital jenis analitik ataupun mikro sehingga dalam penanganannyapun cenderung lebih mudah dibandingkan dengan timbangan no. 1 yang sudah saya uraikan diatas.

3. Bench Scale

Bench Scale
Bench Scale Gyumo SW-WP

Timbangan yang mempunyai kapasitas antara 30 kg s/d 500 kg. Timbangan ini merupakan timbangan kasar dimana readabilitynya antara 0.1 gr atau 1 gr. Kalibrasi terhadap timbangan digital ini juga cukup menggunakan anak timbang tipe atau kelas M1 atau M2 yang tentu berbeda dengan timbangan analitik dimana memerlukan anak timbangan kelas F1 atau terkadang malah E2.

4. Moisture Ballance

Moisture Ballance
Digital Moisture Analyzer Moisture Analyzer Balance

Alat ini sebenarnya penggabungan dari timbangan digital dengan sistem pemanas. Analisa “lost of drying” atau kadar air (meskipun sebenarnya kurang tepat jika disebut kadar air) yang biasanya dilakukan dengan metode oven bisa kita transisikan dengan moisture ballance ini tentunya setelah melalui fase validasi metode analisa.

Analisa kadar air (lost of drying) yang membutuhkan waktu yang lama (sekitar 2 – 3 jam) dan memerlukan beberapan perlakuan yang kurang efisien, jika dilakukan dengan alat hanya memerlukan waktu 5 – 10 menit tergantung sistem pemanas yang digunakan dalam moisture ballance tersebut. Karena lamanya analisa juga dipengaruhin sistem pemanasan alat ini. Misalnya sistem pemanas halogen tentu berbeda dengan sistem pemanasan infra merah.

Setelah mengetahi bermacam macam garis besar dari timbangan digital ini, berikutnya adalah bagaimana cara kalibrasi timbangan tersebut diatas.

Sebelum melakukan kalibrasi timbangan digital, hal pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan anak timbangan. Kesalahan dalam pemilihan anak timbangan akan berdampak pada nilai ketidakpastian dari hasil kalibrasi timbangan.

Rumus umum yang harus diperhatikan dalam pemilihan standar anak timbangan dalah:

  • “MPE dari anak timbangan lebih kecil dari 1/3 x 10 x resolusi timbangan”
  • MPE ini dapat dilihat dari tabel OIML yang banyak tersedia di internet.

Jika pemilihan standar anak timbangan sudah tepat maka kita bisa melanjutkan ke kegiatan kalibrasi timbangan digital ini.

Cara Kalibrasi Timbangan Digital

Berikut ini adalah tahapannya :

  1. Sebelum melakukan kalibrasi, hal yang perlu dan sangat penting dilakukan yaitu pengecekan kondisi lingkungan seperti kelembapan relatif serta suhu. Kedua parameter tersebut jika terlalu fluktuatif akan mempengaruhi kegiatan dari kalibrasi (misalnya : perubahan pada kelembapan relatif biasanya mengakibatkan posisi dari zero terus bergerak dan tidak bisa stabil)
  2. Selain kondisi lingkungan, pastikan juga water level ada diposisi tengah, serta timbangan sudah melalui proses warming up. Dsarankan untuk TIDAK mencopot stop kontak timbangan satu hari sebelumnya sehingga proses kalibrasi dapat dilakukan secara langsung di pagi harinya tanpa menunggu proses warming up lagi.
  3. Setelah kedua persyaratan tersebut diatas terpenuhi tahap pertama dari kalibrasi timbangan digital adalah dengan pengambilan data repeatibility / daya ulang pembacaan. Pengambilan data ini dilakukan dengan cara pengulangan pembacaan paa setengah kapasitas maksimum dan pada kapasitas maksimum. Bagaimana caranya..? Berikut caranya:
    • Biarkan timbangan dalam posisi zero catat sebagai Z1,
    • kemudian taruh timbangan dengan massa setengah kapasitas maksimum dan catata sebagai M1,
    • Ambil anak timbangan tersebut catat sebagai Z2 kemudian letakkan anak timbangan itu lagi dan catat sebagai M2 demikian seterusnya sampai diperoleh data sampai Z10 dan M10.
  4. Setelah uji daya ulang pembacaan sudah selesai maka tahap selanjutanya adalah uji penentuan koreksi pembacaan. Tahap ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
    • Biarkan timbangan dalam kondisi tanpa beban catat sebagai Z0,
    • kemudian letakkan 10% dari massa maksimal timbangan dan catat sebagai M1,
    • angkat massa tersebut kemudian letakkan lagi dan catat sebagai M2,
    • kemudian angkat Massa tersebut sehingga timbangan berada dalam kondisi tanpa beban dan catat sebagai Z1.
  1. Uji Hysteresis. Tahap ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
    • Catat zero timbangan sebagai Z1
    • kemudian letakkan massa setengah kapasitas timbangan
    • catat sebgai M1 dan tambahkan massa ekstra sampai mendekati kapasitas maksimal,
    • kemudian angkat massa ekstra tadi dan catat display sebagai M2.
    • Angkat massa M2 tersebut dan baca zero sebagai Z2. Ulangi langkah tersebut sebanyak 3 kali.
  1. Uji Effect of Center Loading. Tahap ini dilakukan dengan cara pembebanan sudut untuk posisi tengah, depan, kiri, belakan dan kanan dari pan timbangan dengan beban sepertiga atau setengah dari kapasitas maksimum dari timbangan.
Bagikan ini ke:
<a href="https://bloglab.id/author/bloglab/" target="_self">Erwin Widianto</a>

Erwin Widianto

Content Creator

Saya adalah seorang Content Creator dan SEO Spesialist yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia yang memulai karir di bidang Digital Marketing sejak tahun 2017 hingga sekarang.

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×