Pahami lebih dalam mengenai jenis-jenis larutan dengan membaca artikel ini. Kami akan membahas berbagai jenis larutan yang dapat dikenali berdasarkan sifat zat terlarut atau pelarutnya, seperti larutan elektrolit, nonelektrolit, asam, basa, koloid, isotop, pelarut organik, dan pelarut anorganik. Untuk lebih jelasnya silahkan baca pembahasannya berikut ini.
Apa itu larutan?
Larutan adalah suatu sistem homogen yang terdiri dari sebuah zat terlarut dalam sebuah zat pelarut. Larutan dapat terdiri dari zat terlarut yang merupakan senyawa kimia maupun zat terlarut yang merupakan elemen. Larutan dapat dibuat dengan cara mencampur zat terlarut dan pelarut dengan perbandingan yang sesuai, sehingga terbentuk suatu sistem yang homogen.
Larutan memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda, tergantung pada jenis zat terlarut dan pelarut yang digunakan. Beberapa contoh sifat larutan adalah:
- Larutan dapat menghantarkan listrik jika terdiri dari zat terlarut yang merupakan elektrolit.
- Larutan dapat mengeluarkan ion H+ dalam larutan jika terdiri dari zat terlarut yang merupakan asam.
- Larutan dapat mengeluarkan ion OH- dalam larutan jika terdiri dari zat terlarut yang merupakan basa.
Larutan memiliki banyak manfaat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam industri, kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga. Beberapa contoh aplikasi larutan adalah:
- Larutan NaCl digunakan sebagai pengawet makanan.
- Larutan garam (NaCl) digunakan sebagai obat pencair dahak.
- Larutan HCl digunakan sebagai pemutih pada tekstil.
- Larutan NaOH digunakan sebagai pemutih pada sabun dan deterjen.
Jenis-jenis larutan
Berikut ini adalah beberapa jenis larutan yang dapat dikenali berdasarkan sifat zat terlarut atau pelarutnya:
- Larutan elektrolit: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang dapat menghantarkan listrik. Contoh: larutan NaCl, KNO3, dan HCl.
- Larutan nonelektrolit: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak dapat menghantarkan listrik. Contoh: larutan sukrosa, glukosa, dan etanol.
- Larutan asam: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang dapat mengeluarkan ion H+ dalam larutan. Contoh: larutan HCl, H2SO4, dan asam sulfat.
- Larutan basa: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang dapat mengeluarkan ion OH- dalam larutan. Contoh: larutan NaOH, KOH, dan Ca(OH)2.
- Larutan koloid: Larutan yang terdiri dari partikel-partikel zat terlarut yang sangat kecil, sehingga tidak dapat terpisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi. Partikel-partikel zat terlarut ini disebut koloid. Contoh: larutan emulsi, suspensi, dan aerosol.
- Larutan isotop: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki jumlah neutron yang sama, tetapi memiliki jumlah proton yang berbeda. Contoh: larutan H2O yang terdiri dari molekul-molekul air yang memiliki jumlah neutron yang sama, tetapi terdiri dari molekul-molekul H2O-16 dan H2O-18.
- Larutan paling: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki daya hantar listrik yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarutnya. Contoh: larutan CuSO4 yang terdiri dari zat terlarut CuSO4 dan pelarut H2O.
- Larutan pelarut organik: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki gugus-gugus hidrokarbon dalam struktur molekulnya, dan pelarutnya adalah senyawa organik. Contoh: larutan etanol dalam air.
- Larutan pelarut anorganik: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak memiliki gugus-gugus hidrokarbon dalam struktur molekulnya, dan pelarutnya adalah senyawa anorganik. Contoh: larutan NaCl dalam air.
- Larutan murni: Larutan yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut yang tidak terkontaminasi dengan zat lain.
- Larutan miskin: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang jumlahnya sedikit dibandingkan dengan pelarutnya.
- Larutan kaya: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang jumlahnya banyak dibandingkan dengan pelarutnya.
- Larutan ekstensif: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki molalitas yang tinggi.
- Larutan intensif: Larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki molalitas yang rendah.
Contoh zat terlarut dan pelarut yang sering digunakan
Berikut ini adalah beberapa contoh zat terlarut dan pelarut yang sering digunakan:
Zat terlarut:
- NaCl (garam dapur)
- KNO3 (nitrat)
- HCl (asam klorida)
- NaOH (natrium hidroksida)
- CuSO4 (seng sulfat)
- Etanol (alkohol)
- Glukosa (dekstrosa)
Pelarut:
- Air
- Etanol
- Aseton
- Benzena
- Karbon disulfida
- N-heksana
Sifat-sifat larutan yang dipengaruhi oleh jenis zat terlarut dan pelarut
Berikut ini adalah beberapa sifat larutan yang dipengaruhi oleh jenis zat terlarut dan pelarut:
- Daya hantar listrik: Larutan dapat menghantarkan listrik jika terdiri dari zat terlarut yang merupakan elektrolit. Zat terlarut yang merupakan elektrolit akan mengeluarkan ion-ion dalam larutan, yang dapat menghantarkan listrik.
- Sifat koligatif: Larutan dapat mengalami proses pengendapan (pemisahan zat terlarut dan pelarut) jika terdiri dari zat terlarut yang memiliki sifat koligatif yang berbeda dengan pelarutnya. Sifat koligatif terdiri dari faktor-faktor seperti tekanan osmosis, tekanan vapor, dan tekanan osmotik.
- Konstanta Henry: Larutan dapat terpengaruh oleh suhu dan tekanan jika pelarutnya memiliki konstanta Henry yang tinggi. Konstanta Henry menunjukkan seberapa mudah zat terlarut terlarut dalam pelarut pada kondisi tertentu.
- Solvofilik dan solvofobik: Larutan dapat terpengaruh oleh sifat solvofilik dan solvofobik dari zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut yang solvofilik akan mudah terlarut dalam pelarut yang solvofilik, sedangkan zat terlarut yang solvofobik akan sulit terlarut dalam pelarut yang solvofilik.
- Penyelarutan: Larutan dapat terpengaruh oleh tingkat penyelarutan dari zat terlarut dalam pelarut. Penyelarutan merupakan proses pengikatan antara zat terlarut dan pelarut, yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti interaksi antara molekul zat terlarut dan pelarut, suhu, dan tekanan.
- pH: Larutan dapat terpengaruh oleh pH jika terdiri dari zat terlarut yang merupakan asam atau basa. pH adalah skala yang menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan.
- Konsentrasi: Larutan dapat terpengaruh oleh tingkat konsentrasi dari zat terlarut dalam pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas, atau massa jenis.
- Kekentalan: Larutan dapat terpengaruh oleh kekentalan jika terdiri dari zat terlarut yang memiliki viskositas yang berbeda dengan pelarutnya. Viskositas merupakan ukuran dari kekentalan suatu larutan.
- Sifat optik: Larutan dapat terpengaruh oleh sifat optik seperti indeks bias, transparansi, dan warna jika terdiri dari zat terlarut yang memiliki sifat optik yang berbeda dengan pelarutnya.
- Difusi: Larutan dapat terpengaruh oleh tingkat difusi dari zat terlarut dalam pelarut. Difusi merupakan proses perpindahan zat terlarut dari area yang tinggi konsentrasinya ke area yang rendah konsentrasinya.
- Konduktivitas: Larutan dapat terpengaruh oleh tingkat konduktivitas jika terdiri dari zat terlarut yang dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas merupakan ukuran kemampuan larutan untuk menghantarkan listrik.
- Titik didih dan titik beku: Larutan dapat terpengaruh oleh titik didih dan titik beku jika terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih atau titik beku yang berbeda dengan pelarutnya. Titik didih merupakan suhu di mana larutan mulai mendidih, sedangkan titik beku merupakan suhu di mana larutan mulai membeku.
- Koefisien partisi: Larutan dapat terpengaruh oleh koefisien partisi jika terdiri dari zat terlarut yang memiliki kecenderungan untuk terlarut dalam pelarut yang berbeda. Koefisien partisi merupakan ukuran seberapa banyak zat terlarut yang terlarut dalam pelarut yang berbeda.
Manfaat dan aplikasi larutan dalam kehidupan sehari-hari
Larutan memiliki banyak manfaat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
- Penggunaan larutan dalam industri: Larutan sering digunakan sebagai bahan baku atau zat penolong dalam proses produksi di industri. Contohnya, larutan NaOH digunakan sebagai bahan pembuat sabun, larutan HCl digunakan sebagai bahan pemutih kertas, dan larutan CuSO4 digunakan sebagai bahan pengendap emas dalam proses ekstraksi emas.
- Penggunaan larutan dalam keperluan medis: Larutan juga sering digunakan dalam bidang kesehatan, seperti obat-obatan yang disediakan dalam bentuk larutan. Contohnya, larutan glukosa digunakan sebagai cairan infus untuk mencegah dehidrasi, larutan NaCl digunakan sebagai cairan infus untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, dan larutan asam sulfat digunakan sebagai antiseptik lokal untuk membersihkan luka.
- Penggunaan larutan dalam keperluan laboratorium: Larutan sering digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti dalam proses pembuatan sampel uji atau dalam proses percobaan di laboratorium. Contohnya, larutan HCl digunakan sebagai bahan pengurai, larutan NaOH digunakan sebagai bahan pembentuk larutan basa, dan larutan FeCl3 digunakan sebagai bahan pewarna.
- Penggunaan larutan dalam keperluan sehari-hari: Larutan juga sering digunakan dalam keperluan sehari-hari, seperti dalam pembuatan minuman, pembuatan makanan, atau pembersih. Contohnya, larutan air dan gula digunakan sebagai bahan pembuat sirup, larutan air dan asam citric digunakan sebagai bahan pembuat minuman sari jeruk, dan larutan NaOH dan H2O2 digunakan sebagai bahan pembersih lantai.
Cara membuat larutan dengan tepat
Berikut ini adalah cara membuat larutan dengan tepat:
- Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Pastikan alat dan bahan yang digunakan bersih dan tidak terkontaminasi.
- Tentukan jumlah zat terlarut dan pelarut yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan. Jumlah ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus konsentrasi larutan.
- Siapkan wadah yang sesuai untuk menyimpan larutan. Pastikan wadah tersebut bersih dan tidak berbau.
- Masukkan zat terlarut ke dalam wadah. Bila zat terlarut merupakan cairan, tuangkan ke dalam wadah. Bila zat terlarut merupakan padatan, timbang dan masukkan ke dalam wadah.
- Tambahkan pelarut ke dalam wadah. Tuangkan pelarut ke dalam wadah sedikit demi sedikit sampai zat terlarut terlarut sempurna.
- Aduk larutan hingga homogen. Aduk larutan dengan alat yang sesuai, misalnya dengan sendok, spatula, atau mixer, sampai zat terlarut terdistribusi secara merata dalam pelarut.
- Pastikan larutan sudah terlarut sempurna. Bila terdapat sisa zat terlarut yang tidak terlarut, tambahkan pelarut sampai zat terlarut terlarut sempurna.
- Simpan larutan dalam wadah yang sesuai. Tutup wadah larutan dengan rapat dan simpan di tempat yang sejuk sampai saat digunakan.
- Beri label pada wadah larutan. Tuliskan nama larutan, jumlah zat terlarut dan pelarut, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa (jika dibutuhkan) pada label yang terdapat pada wadah larutan.
- Gunakan larutan sesuai dengan kebutuhan. Baca petunjuk penggunaan dan ikuti sesuai dengan instruksi yang diberikan. Hindari kontak larutan dengan mata atau kulit. Jika terjadi kontak, segera bilas dengan air bersih.
Penyimpanan larutan dan perawatannya
Berikut ini adalah beberapa tips untuk penyimpanan dan perawatan larutan:
- Simpan larutan dalam wadah yang sesuai. Gunakan wadah yang terbuat dari bahan kedap udara, seperti botol atau wadah kaca, sesuai dengan jenis larutan yang disimpan.
- Tutup wadah larutan dengan rapat. Pastikan tutup wadah larutan terpasang dengan benar agar larutan tidak terkontaminasi atau kehilangan kelarutan.
- Simpan larutan di tempat yang sejuk. Selain memperpanjang masa simpan larutan, penyimpanan di tempat yang sejuk juga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak larutan.
- Hindari terpapar sinar matahari langsung. Sinar matahari dapat merusak larutan, terutama larutan yang terdiri dari zat terlarut yang mudah teroksidasi atau terdegradasi.
- Hindari kontak larutan dengan bahan-bahan kimia yang tidak sesuai. Larutan dapat terkontaminasi atau bereaksi dengan bahan-bahan kimia yang tidak sesuai, sehingga menyebabkan kerusakan atau perubahan kualitas larutan.
- Periksa kondisi larutan secara berkala. Pastikan larutan masih dalam kondisi baik sebelum digunakan. Jika larutan mengalami perubahan kondisi, segera hapus dan buang larutan tersebut.
- Ikuti instruksi penggunaan larutan sesuai dengan yang tertera. Baca petunjuk penggunaan dan ikuti sesuai dengan instruksi yang diberikan. Hindari kontak larutan dengan mata atau kulit. Jika terjadi kontak, segera bilas dengan air bersih.
Perbedaan antara zat terlarut dan pelarut
Zat terlarut dan pelarut merupakan bagian dari larutan yang memiliki peran masing-masing. Berikut ini adalah perbedaan antara zat terlarut dan pelarut:
- Zat terlarut adalah bahan yang terlarut dalam larutan, sedangkan pelarut adalah bahan yang menyelubungi zat terlarut.
- Zat terlarut dapat terdiri dari cairan, padatan, atau gas, sedangkan pelarut hanya dapat terdiri dari cairan.
- Zat terlarut dapat mengalami reaksi kimia dengan pelarut atau dengan bahan lain, sedangkan pelarut tidak mengalami reaksi kimia dengan zat terlarut.
- Zat terlarut dapat mempengaruhi sifat larutan, seperti pH, konduktivitas, dan titik didih, sedangkan pelarut tidak mempengaruhi sifat larutan.
- Zat terlarut dapat diidentifikasi dengan analisis kimia, sedangkan pelarut tidak dapat diidentifikasi dengan analisis kimia.
- Zat terlarut dapat terlarut dalam pelarut yang berbeda, sedangkan pelarut tidak dapat terlarut dalam zat terlarut.
Konsep mol dalam larutan dan pengaruhnya terhadap sifat larutan
Mol adalah satuan ukuran jumlah zat dalam suatu larutan. Konsep mol dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan, yaitu jumlah zat terlarut yang terlarut dalam sejumlah pelarut tertentu.
Pengaruh konsentrasi mol terhadap sifat larutan antara lain:
- Konsentrasi mol larutan dapat mempengaruhi pH larutan. Larutan asam memiliki pH yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan basa, sementara larutan netral memiliki pH yang sama dengan air. Konsentrasi mol yang tinggi dapat meningkatkan keasaman atau kebasaan larutan.
- Konsentrasi mol larutan dapat mempengaruhi konduktivitas listrik larutan. Larutan elektrolit memiliki konduktivitas listrik yang tinggi, sedangkan larutan nonelektrolit memiliki konduktivitas listrik yang rendah. Konsentrasi mol yang tinggi dapat meningkatkan kemampuan larutan untuk menghantarkan listrik.
- Konsentrasi mol larutan dapat mempengaruhi titik didih larutan. Titik didih larutan akan meningkat bila konsentrasi mol larutan meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antara partikel-partikel zat terlarut yang meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi mol.
- Konsentrasi mol larutan dapat mempengaruhi kelarutan zat terlarut dalam pelarut. Zat terlarut akan semakin mudah terlarut dalam pelarut bila konsentrasi mol larutan meningkat. Namun, ada batas maksimal kelarutan zat terlarut dalam pelarut, yang disebut dengan kelarutan maksimum.
Nah itulah pembahasan tentang larutan berdasarkan sifat zat terlarut atau pelarutnya yang dapat Blog Lab sampaikan. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat.
Sumber: Google Scholar
0 Komentar