Daftar Istilah Singkatan Di Lab Farmasi Dan Pengertiannya

oleh | Agu 23, 2022 | Farmasi

Hallo gays apa kabar? di pembahasan laboratorium kali ini admin akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk anda nih yaitu kita akan membahas apa saja istilah-istilah atau daftar singkatan di laboratorium farmasi, dan untuk itu berikut ini adalah daftar istilah dan singkatannya.

Daftar Singkatan

Berikut adalah daftar singkatan yang biasa digunakan di laboratorium farmasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

NamaSingkatan
µLMikroliter
AbsAbsorban
ACTHAdrenocorticotropic hormone
AGTAntiglobulin test
AHGAnti human globulin
ALPAlkaline phosphatase
ALATAlanineaminotransferase
ALTAlanine transaminase
AMIAcute myocardial infarction
AMPAdenosine monophosphate
APTTActivated partial thromboplastintime
ARArtritis reumatoid
ASO/ASTOAntistreptolisin O
ASATAspartate aminotransferase
ASTAspartate transaminase
ATPAdenosine triphosphate
BABovine albumin
BCBBrilliant cresyl blue
BCGBromcresol green
BSRBlood sedimentation rate
BTBleeding time
BUNBlood urea nitrogen
CaCl2Calcium chloride
CCCControl cell coombs
CDCCenters for disease control and prevention
CECholesterol esterase
CHFCongestive heart failure
CHODCholesterol oxidase
CKCreatine kinase
CLSIClinical and laboratory standards institute
COCholesterol oxidase
CPKCreatine phosphokinase
CRPC-reactive protein
CTCloting time
CVACedera serebrovaskular
DHDehidrogenase
DICDisseminated intravascular coagulation
dLDesiliter
DMSODimethylsulfoxide
DSADiazotized sulfanilic acid
EDTAEthylenediaminetetraacetic acid
ELISAEnzyme-linked immunosorbent assay
ESRErythrocyte sedimentation rate
FBSFasting blood sugar
FDPFibrin degradation products
fLFemtoliter
FSHFollicle-stimulating hormone
GGauge
gGram
G6PGlukosa-6-fosfat
GDPGlukosa darah puasa
GDSGlukosa darah sewaktu
GFRGlomerular filtration rate
GGTGamma-glutamyl transferase
GKGliserol kinase
GLDHGlutamat dehidrogenase
GNPAGamma glutamil p-nitroanilida
GODGlukosa oksidasi
GPOGlycerol phosphate oxidase
H2O2Hidrogen peroksida
HAVHepatitis A virus
Hb/HGBHemoglobin
HbCOKarboksihemoglobin
HbO2Oksihemoglobin
HBsAgHepatitis B surface antigen
HBVHepatitis B virus
hCGHuman chorionic gonadotropin
HClHidrogen klorida
HCT/HtHematokrit
HCVHepatitis C virus
HDLHigh density lipoprotein
HDNHemolytic disease of the newborn
HiMethemoglobin
HKHeksokinase
IFCCThe International Federation of Clinical
Chemistry and Laboratory Medicine
IgImunoglobulin
IMIntramuskular
IMBIInhibition magnetic binding immunoassay
INHIsoniazid
INRInternational normalized ratio
ITPIdiopathic thromocytopenic purpura
IUInternational unit
K3Fe(CN)6Kalium ferisianida
KCNKalium Sianida
KH2PO4Kalium fosfat anhidrat
LLiter
LDHLactate dehydrogenase
LDLLow density lipoprotein
LEDLaju endap darah
LHLuteinizing hormone
LPLLipoprotein lipase
MAOMonoamine oxidase
MCHMean corpuscular hemoglobin
MCHCCorpuscular hemoglobin concentration
MCIMyocard infarct
MCVMean corpuscular volume
MDHMalat dehidrogenasi
MgMagnesium
mgMiligram
mmMilimeter
mmolMilimol
Na2HPO4Natrium fosfat
NaClNatrium klorida
NADNicotinamide adenine dinucleotide
NADPHNicotinamide adenine dinucleotide phosphate
NaFNatrium florida
NaHCO3Natrium bikarbonat
NH4+Amonium
nmNanometer
NMBNew methylene blue
NPNNon protein nitrogen
NRBCNucleated red blood cell
OGTTOral glucose tolerance test
PAPPara Aminofenazon
PASPara amino salisilat
PCVPacked cell volume
pgPikogram
PLTPlatelet
PODPeroxidase
PPBSPostprandial blood sugar
PPOMPenyakit paru obstruktif menahun
PTProthrombin time
PTAPhosphotungstic acid
RARheumatoid arthritis
RBCRed blood cell
RBGRandom blood glucose
RFRheumatoid factor
RhRhesus
RNARibonucleic acid
RPRRapid Plasma Reagin
SADTSediaan apus darah tepi
SCIDSevere combined immunodeficiency disease
SGOTSerum glutamic oxaloasetic transaminase
SGPTSerum glutamic pyruvic transaminase
SHbSulfhemoglobin
SLESystemic lupus erythematosus
TGTrigliserida
TPHATreponema pallidum hemaglutination
TSHThyroid-stimulating hormone
TTGOTes toleransi glukosa oral
UUnit
USRUnheated serum reagin
VDRLVenereal disease research laboratory
VLDLVery low density lipoprotein
WBCWhite blood cell
WHOWorld health organization

Ketarangan Singkatan

Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengnai pengertian dari masing-masing istilah yang terdaat pada tabel diatas, berikut penjelasannya:

1. Mikroliter (µL)

Mikroliter adalah satuan ukuran volume yang biasa digunakan untuk mengukur volume cairan. Satu mikroliter sama dengan 0,001 mililiter, atau sekitar satu juta kali lebih kecil dari sebutir air. Mikroliter sering digunakan dalam laboratorium untuk mengukur volume campuran yang sangat kecil.

2. Absorban (Abs)

Absorban adalah satuan yang digunakan untuk mengukur jumlah cahaya yang diserap oleh suatu bahan. Nilai absorban biasanya dinyatakan dalam satuan per satuan panjang (misalnya per meter atau per sentimeter), yang menunjukkan seberapa banyak cahaya yang diserap oleh bahan tersebut per satuan panjang.

3. Adrenocorticotropic hormone (ACTH)

Adrenocorticotropic hormone (ACTH) adalah sebuah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di dalam otak. Hormon ini bertanggung jawab untuk menstimulasi kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon steroid seperti kortisol. Hormon ini juga memainkan peran penting dalam mengatur respon tubuh terhadap stres dan menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Kondisi medis seperti sindrom Cushing dan penyakit Addison adalah contoh kondisi yang dapat terjadi akibat gangguan pada produksi atau fungsi dari hormon ini.

4. Antiglobulin test (AGT)

Antiglobulin test (AGT) adalah sebuah tes laboratorium yang digunakan untuk menentukan apakah sel darah merah atau sel darah putih terinfeksi oleh antibodi atau tidak. Tes ini biasanya dilakukan dengan menambahkan sel darah ke dalam sebuah larutan yang mengandung protein atau antibodi, lalu memeriksa apakah terdapat tanda-tanda reaksi antara sel darah dan protein tersebut. Hasil dari tes ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyakit autoimun atau gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

5. Anti human globulin (AHG)

Anti human globulin (AHG) adalah sejenis protein yang terdapat dalam darah manusia. Protein ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi. AHG dapat mengikat dan menetralisir berbagai jenis antibodi yang terdapat dalam darah, sehingga dapat membantu mencegah reaksi imun yang tidak diinginkan. Protein ini juga sering digunakan dalam tes laboratorium untuk menentukan adanya reaksi antara sel darah dan protein atau antibodi tertentu.

6. Alkaline phosphatase (ALP)

Alkaline phosphatase (ALP) adalah enzim yang terdapat dalam berbagai jaringan tubuh, terutama di hati, ginjal, tulang, dan usus. Enzim ini bertanggung jawab untuk memecah zat fosfat dalam tubuh dan membantu mengatur kadar kalsium dalam darah. Tingkat enzim ini dapat meningkat pada beberapa kondisi medis seperti penyakit hati, gangguan pada sistem pencernaan, atau pertumbuhan tulang yang abnormal. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar ALP dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

7. Alanineaminotransferase (ALAT)

Alanineaminotransferase (ALAT) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel hati. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses metabolisme asam amino alanin. Tingkat enzim ini biasanya sangat rendah dalam darah, tetapi dapat meningkat pada kondisi seperti kerusakan hati atau infeksi virus hati. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar ALAT dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan hati seseorang.

8. Alanine transaminase (ALT)

Alanine transaminase (ALT) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel hati. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses metabolisme asam amino alanin. Tingkat enzim ini biasanya sangat rendah dalam darah, tetapi dapat meningkat pada kondisi seperti kerusakan hati atau infeksi virus hati. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar ALT dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan hati seseorang. ALT sering disebut juga sebagai alanineaminotransferase (ALAT).

9. Acute myocardial infarction (AMI)

Acute myocardial infarction (AMI) adalah kondisi medis yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke jantung. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyempitan atau penutupan total pembuluh darah jantung oleh plak aterosklerosis, yang menyebabkan kerusakan jaringan miokard (otot jantung). AMI dapat menyebabkan nyeri dada yang parah, sesak napas, dan kegagalan jantung. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, dan perlu penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

10. Adenosine monophosphate (AMP)

Adenosine monophosphate (AMP) adalah sejenis molekul yang terdapat dalam sel-sel tubuh. AMP berperan dalam berbagai proses metabolisme, termasuk produksi energi dan sintesis protein. Molekul ini juga merupakan bagian dari molekul DNA dan RNA, yang membantu dalam pengkodean informasi genetik. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar AMP dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

11. Activated partial thromboplastintime (APTT)

Activated partial thromboplastintime (APTT) adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mengukur kemampuan darah untuk membentuk pembekuan. Tes ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya pendarahan abnormal atau pembekuan darah yang tidak semestinya. Hasil dari tes ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab dari kondisi tersebut dan menentukan strategi pengobatan yang tepat.

12. Artritis reumatoid (AR)

Artritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi pada persendian-persendian tubuh. Penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, kaku, dan pembengkakan pada persendian, serta kerusakan jaringan ikat dan tulang di sekitar persendian tersebut. AR dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita dan orang dewasa di atas usia 40 tahun. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan pengobatan dan perawatan yang tepat.

13. Antistreptolisin O (ASO/ASTO)

Antistreptolisin O (ASO/ASTO) adalah sejenis antibodi yang terbentuk dalam tubuh setelah terinfeksi oleh bakteri streptococcus. Antibodi ini dibentuk untuk melawan protein yang disebut streptolisin O, yang diproduksi oleh bakteri tersebut. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar ASO dalam darah dan mengevaluasi adanya infeksi streptococcus. Tingkat ASO yang tinggi dapat menunjukkan adanya infeksi streptococcus yang aktif, sedangkan tingkat yang rendah menunjukkan bahwa infeksi telah sembuh.

14. Aspartate aminotransferase (ASAT)

Aspartate aminotransferase (ASAT) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel hati. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses metabolisme asam amino aspartat. Tingkat enzim ini biasanya sangat rendah dalam darah, tetapi dapat meningkat pada kondisi seperti kerusakan hati atau infeksi virus hati. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar ASAT dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan hati seseorang.

15. Aspartate transaminase (AST)

Aspartate transaminase (AST) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel hati. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses metabolisme asam amino aspartat. Tingkat enzim ini biasanya sangat rendah dalam darah, tetapi dapat meningkat pada kondisi seperti kerusakan hati atau infeksi virus hati. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar AST dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan hati seseorang. AST sering disebut juga sebagai aspartate aminotransferase (ASAT).

16. Adenosine triphosphate (ATP)

Adenosine triphosphate (ATP) adalah sejenis molekul yang terdapat dalam sel-sel tubuh. ATP merupakan sumber utama energi yang digunakan oleh sel untuk menjalankan berbagai fungsi, seperti kontraksi otot, pengangkutan ion, dan sintesis protein. Molekul ini terdiri dari adenosin, yang merupakan bagian dari molekul DNA dan RNA, dan tiga molekul fosfat. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar ATP dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

17. Bovine albumin (BA)

Bovine albumin adalah sejenis protein yang diproduksi oleh kelenjar susu sapi. Protein ini biasanya digunakan sebagai bahan kimia dalam berbagai aplikasi laboratorium, termasuk pembuatan larutan pengencer, pengawet, atau bahan standar untuk uji klinis. Protein ini juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk-produk makanan dan obat-obatan. Protein ini mirip dengan protein albumin yang terdapat dalam darah manusia, tetapi tidak memiliki aktivitas biologis yang sama.

18. Brilliant cresyl blue (BCB)

Brilliant cresyl blue (BCB) adalah sejenis zat pewarna yang digunakan dalam berbagai aplikasi laboratorium dan klinis. Zat ini biasanya digunakan untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi protein dalam sampel darah, urine, atau cairan tubuh lainnya. Zat ini juga dapat digunakan untuk menentukan kadar kolesterol dalam darah, mengidentifikasi jenis sel darah putih, atau menentukan adanya infeksi bakteri dalam sampel cairan tubuh. BCB merupakan zat pewarna yang mudah ditemukan dan murah, sehingga sering digunakan dalam laboratorium-laboratorium di seluruh dunia.

19. Bromcresol green (BCG)

Bromcresol green (BCG) adalah sejenis zat pewarna yang digunakan dalam berbagai aplikasi laboratorium dan klinis. Zat ini biasanya digunakan untuk menentukan kadar glukosa dalam sampel darah atau urine. Zat ini juga dapat digunakan untuk menentukan kadar protein dalam sampel cairan tubuh, mengidentifikasi jenis sel darah putih, atau menentukan adanya infeksi bakteri dalam sampel cairan tubuh. BCG merupakan zat pewarna yang mudah ditemukan dan murah, sehingga sering digunakan dalam laboratorium-laboratorium di seluruh dunia.

20. Blood sedimentation rate (BSR)

Blood sedimentation rate (BSR) adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat sel darah merah yang terkandung dalam darah mengendap ke bagian bawah tabung darah. Tingkat sedimentasi darah yang tinggi dapat menunjukkan adanya infeksi, peradangan, atau penyakit autoimun yang sedang berlangsung di dalam tubuh. Tes ini biasanya digunakan sebagai salah satu indikator dalam mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk menegakkan diagnosis pasti.

21. Bleeding time (BT)

Bleeding time (BT) adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mengukur seberapa lama seseorang memerlukan waktu untuk menghentikan pendarahan setelah terjadi luka pada kulit. Tes ini dilakukan dengan membuat luka kecil pada kulit dengan menggunakan alat yang disebut stenosis, lalu mengukur waktu yang diperlukan untuk menghentikan pendarahan. Hasil dari tes ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan tubuh seseorang dalam membentuk pembekuan darah dan mengidentifikasi adanya gangguan pada sistem koagulasi darah.

22. Blood urea nitrogen (BUN)

Blood urea nitrogen (BUN) adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mengukur kadar nitrogen dalam darah yang berasal dari urea. Urea adalah hasil akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh, dan dikeluarkan melalui urine. Tingkat BUN yang tinggi dapat menunjukkan adanya gangguan pada sistem kemih atau hati, sedangkan tingkat yang rendah dapat menunjukkan adanya kekurangan protein atau gangguan pada sistem pencernaan. Tes ini biasanya digunakan sebagai salah satu indikator dalam mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

23. Calcium chloride (CaCl2)

Calcium chloride (CaCl2) adalah sejenis garam yang terdiri dari kalsium dan klorida. Zat ini biasanya digunakan sebagai pengawet makanan, penguat rasa, atau pengencer dalam berbagai produk makanan dan minuman. Zat ini juga dapat digunakan sebagai bahan kimia dalam laboratorium, termasuk dalam pembuatan larutan elektrolit, obat-obatan, atau bahan pemadat lainnya. CaCl2 juga dapat digunakan sebagai zat pengisi dalam beberapa produk pertanian untuk meningkatkan kadar kalsium di dalam tanah.

24. Control cell coombs (CCC)

Control cell Coombs adalah sejenis sel darah yang digunakan sebagai kontrol negatif dalam tes Coombs. Tes Coombs adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya antibodi pada permukaan sel darah merah. Sel darah merah yang terinfeksi oleh bakteri atau virus dapat menghasilkan antibodi yang dapat menyebabkan pembekuan darah yang tidak semestinya. Control cell Coombs adalah sel darah merah yang tidak terinfeksi dan tidak memiliki antibodi, yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan hasil tes Coombs.

25. Centers for disease control and prevention (CDC)

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah lembaga pemerintah federal Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan penyakit menular di negara tersebut. CDC juga melakukan riset untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian penyakit, serta memberikan saran dan panduan kepada pemerintah dan masyarakat mengenai cara-cara pencegahan penyakit. Lembaga ini didirikan pada tahun 1946 dengan nama Communicable Disease Center, dan kemudian berganti nama menjadi CDC pada tahun 1970.

26. Cholesterol esterase (CE)

Cholesterol esterase (CE) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel darah merah. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses pemecahan ester kolesterol menjadi asam lemak dan kolesterol bebas. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar CE dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan hati seseorang. Tingkat CE yang tinggi dapat menunjukkan adanya kerusakan hati atau gangguan pada metabolisme kolesterol, sedangkan tingkat yang rendah dapat menunjukkan adanya kekurangan protein atau gangguan pada sistem pencernaan.

27. Congestive heart failure (CHF)

Congestive heart failure (CHF) adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan darah terkumpul di bagian-bagian tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, atau limpa, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri dada. CHF dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, atau penyakit jantung bawaan. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi dapat dikontrol dengan pengobatan dan perawatan yang tepat.

28. Cholesterol oxidase (CHOD)

Cholesterol oxidase (CHOD) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel bakteri dan jamur. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses oksidasi kolesterol menjadi asam oksalat. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar CHOD dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan hati seseorang. Tingkat CHOD yang tinggi dapat menunjukkan adanya kerusakan hati atau gangguan pada metabolisme kolesterol, sedangkan tingkat yang rendah dapat menunjukkan adanya kekurangan protein atau gangguan pada sistem pencernaan.

29. Creatine kinase (CK)

Creatine kinase (CK) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel otot jantung dan otot rangka. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses produksi energi di dalam sel-sel otot. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar CK dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan otot seseorang. Tingkat CK yang tinggi dapat menunjukkan adanya kerusakan otot, seperti yang terjadi pada penderita penyakit jantung atau otot rangka, sedangkan tingkat yang rendah menunjukkan kondisi otot yang normal.

30. Clinical and laboratory standards institute (CLSI)

Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) adalah sebuah lembaga swadaya yang didirikan pada tahun 1976. Lembaga ini bertujuan untuk menyediakan standar dan saran terkait praktik laboratorium klinis di Amerika Serikat. CLSI menyediakan standar-standar yang berkaitan dengan berbagai aspek laboratorium klinis, termasuk proses pengambilan sampel, analisis spesimen, dan interpretasi hasil tes. Standar-standar yang disediakan oleh CLSI diakui secara luas di dunia kedokteran, dan digunakan sebagai acuan oleh laboratorium-laboratorium klinis di seluruh dunia.

31. Cholesterol oxidase (CO)

Cholesterol oxidase (CO) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel bakteri dan jamur. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses oksidasi kolesterol menjadi asam oksalat. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar CO dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan hati seseorang. Tingkat CO yang tinggi dapat menunjukkan adanya kerusakan hati atau gangguan pada metabolisme kolesterol, sedangkan tingkat yang rendah dapat menunjukkan adanya kekurangan protein atau gangguan pada sistem pencernaan.

32. Creatine phosphokinase (CPK)

Creatine phosphokinase (CPK) adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel otot jantung dan otot rangka. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses produksi energi di dalam sel-sel otot. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar CPK dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan otot seseorang. Tingkat CPK yang tinggi dapat menunjukkan adanya kerusakan otot, seperti yang terjadi pada penderita penyakit jantung atau otot rangka, sedangkan tingkat yang rendah menunjukkan kondisi otot yang normal.

33. C-reactive protein (CRP)

C-reactive protein (CRP) adalah protein yang diproduksi oleh hati dan terdapat dalam darah. Protein ini dapat meningkat secara signifikan pada saat tubuh mengalami inflamasi atau peradangan. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar CRP dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang. Tingkat CRP yang tinggi dapat menunjukkan adanya infeksi atau peradangan yang sedang terjadi di dalam tubuh, sedangkan tingkat yang rendah menunjukkan kondisi tubuh yang sehat. Tes CRP biasanya digunakan bersama dengan tes darah lainnya untuk menegakkan diagnosis penyakit yang mungkin sedang diderita oleh seseorang.

34. Cloting time (CT)

Clotting time (CT) adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mengukur seberapa lama darah seseorang membutuhkan waktu untuk membentuk pembekuan setelah terjadi luka pada kulit. Tes ini dilakukan dengan membuat luka kecil pada kulit dengan menggunakan alat yang disebut stenosis, lalu mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk pembekuan darah. Hasil dari tes ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan tubuh seseorang dalam membentuk pembekuan darah dan mengidentifikasi adanya gangguan pada sistem koagulasi darah.

35. Cedera serebrovaskular (CVA)

Cedera serebrovaskular (CVA), juga dikenal sebagai stroke, adalah kondisi di mana aliran darah ke bagian otak terganggu. Hal ini dapat disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah (stroke ischemic) atau pembekuan darah (stroke hemoragik) di dalam otak. CVA dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan pada fungsi motorik, gangguan bicara, atau kelumpuhan. Pencegahan dan perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko CVA dan memperbaiki kualitas hidup seseorang yang terkena CVA.

36. Dehidrogenase (DH)

Dehidrogenase adalah sejenis enzim yang terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim ini bertanggung jawab untuk membantu dalam proses penguraian molekul yang mengandung gugus alkohol menjadi molekul yang mengandung gugus asam. Enzim dehidrogenase dapat ditemukan dalam berbagai jenis sel tubuh, termasuk sel hati, sel-sel otot, dan sel-sel pankreas. Tes darah dapat digunakan untuk mengukur kadar enzim dehidrogenase dalam darah dan mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang. Tingkat enzim dehidrogenase yang tinggi dapat menunjukkan adanya gangguan pada salah satu organ tubuh, sedangkan tingkat yang rendah menunjukkan kondisi organ yang sehat.

37. Disseminated intravascular coagulation (DIC)

Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah sebuah kondisi medis di mana sistem koagulasi darah terganggu, menyebabkan terbentuknya bekuan darah di dalam pembuluh darah kecil. Ini bisa menyebabkan kerusakan organ dan kegagalan sistem tubuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi atau penyakit serius lainnya, seperti kanker atau trauma. Pengobatan biasanya melibatkan pemberian obat-obatan yang mengontrol koagulasi darah, dan juga menangani penyebab utama DIC.

38. Desiliter (dL)

Desiliter (dL) adalah satuan yang digunakan untuk mengukur volume cairan. 1 dL sama dengan 0,1 liter (L) atau 100 mililiter (mL). Satuan ini sering digunakan dalam konversi antara satuan metric dan standar di Amerika Serikat. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa mereka memiliki 100 dL darah, itu sama dengan 100 mililiter atau 0,1 liter.

39. Dimethylsulfoxide (DMSO)

Dimethylsulfoxide (DMSO) adalah zat kimia yang memiliki banyak penggunaan di berbagai bidang. Ini biasanya digunakan sebagai pelarut, pengencer, dan pengawet, dan juga memiliki sifat antiinflamasi yang kuat. DMSO sering digunakan dalam pengobatan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, dan juga dalam penelitian laboratorium sebagai pelarut untuk mencampurkan zat-zat kimia yang tidak dapat dicampur dengan air. DMSO juga memiliki beberapa aplikasi lainnya, seperti dalam pembuatan plastik dan cat, serta dalam industri pertanian dan peternakan.

40. Diazotized sulfanilic acid (DSA)

Diazotized sulfanilic acid (DSA) adalah sejenis asam sulfanilat yang telah diubah menjadi garam diazo dengan menambahkan anion nitrit. Ini sering digunakan sebagai zat pewarna dalam proses pengawetan makanan dan dalam laboratorium sebagai indikator asam-basa. DSA juga dapat digunakan dalam proses pembuatan senyawa organik lainnya, seperti sintesis azo dyes. DSA dapat mudah diubah menjadi warna merah jingga atau biru tergantung pada kondisi asam-basa yang ada.

41. Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA)

Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) adalah sejenis zat kimia yang sering digunakan sebagai pengikat logam dalam berbagai aplikasi. Ini bertindak sebagai chelating agent, yaitu zat yang dapat mengikat logam dalam bentuk senyawa kompleks yang stabil, sehingga logam tersebut tidak dapat bergabung dengan senyawa lainnya. EDTA sering digunakan dalam industri makanan sebagai pengawet, dalam produk kecantikan sebagai pembersih, dan dalam obat-obatan sebagai pengikat logam yang berlebihan di dalam tubuh. EDTA juga digunakan dalam laboratorium sebagai indikator asam-basa dan dalam proses pembuatan senyawa organik lainnya.

42. Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)

Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) adalah salah satu teknik yang sering digunakan dalam laboratorium untuk mengukur konsentrasi protein atau antibodi dalam sampel. Teknik ini menggunakan enzim yang terikat pada protein atau antibodi yang dicari, dan juga menggunakan antigen yang spesifik untuk protein atau antibodi tersebut. Ketika antigen dan protein atau antibodi bertemu, mereka akan terikat dan mengaktifkan enzim, yang kemudian akan mengubah warna larutan menjadi warna yang dapat diamati. ELISA dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi protein atau antibodi dalam sampel darah, air, atau cairan tubuh lainnya.

43. Erythrocyte sedimentation rate (ESR)

Erythrocyte sedimentation rate (ESR) adalah sebuah uji laboratorium yang digunakan untuk mengukur kecepatan darah merah (eritrosit) yang mengendap ke dasar tabung dalam waktu satu jam. Ini digunakan sebagai indikator umum peradangan dalam tubuh, karena darah merah yang terinflamasi akan mengendap lebih cepat daripada darah merah yang normal. Namun, ESR tidak dapat digunakan secara spesifik untuk menentukan penyakit mana yang menyebabkan peradangan, karena ada banyak faktor lain yang juga dapat meningkatkan ESR. Uji ini biasanya digunakan bersama dengan tes lain untuk mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

44. Fasting blood sugar (FBS)

Fasting blood sugar (FBS) adalah kadar gula darah yang diambil setelah seseorang tidak makan selama 8-12 jam. Uji ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang, terutama untuk mengetahui apakah mereka menderita diabetes. Orang yang sehat biasanya memiliki kadar FBS antara 70-100 mg/dL. Jika kadar FBS seseorang melebihi batas ini, itu dapat menunjukkan adanya gangguan metabolisme gula darah, seperti diabetes. Uji ini biasanya dilakukan setelah seseorang tidak makan selama 8-12 jam, seperti pada saat bangun tidur di pagi hari.

45. Fibrin degradation products (FDP)

Fibrin degradation products (FDP) adalah fragmen protein yang dihasilkan dari pemecahan protein fibrin dalam darah. Protein fibrin merupakan bagian dari sistem koagulasi darah, yang bertanggung jawab untuk membentuk bekuan darah pada saat terjadi luka. FDP dihasilkan ketika bekuan darah mulai dibongkar oleh enzim pemecah fibrin, seperti fibrinolisis. Tingginya kadar FDP dalam darah bisa menunjukkan adanya gangguan dalam sistem koagulasi darah, seperti kelebihan pembentukan bekuan darah atau kegagalan dalam pemecahan bekuan darah. Uji FDP biasanya digunakan bersama dengan tes lain untuk mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

46. Femtoliter (fL)

Femtoliter (fL) adalah satuan yang digunakan untuk mengukur volume cairan. 1 fL sama dengan 0,001 pikoliter (pL) atau 0,000001 nanoliter (nL). Satuan ini sering digunakan dalam laboratorium untuk mengukur volume yang sangat kecil, seperti volume darah yang dibutuhkan untuk uji darah. Misalnya, jika seseorang memiliki 10.000 fL darah, itu sama dengan 10 nL atau 0,01 pL. Satuan ini juga dapat digunakan dalam konversi antara satuan metric dan standar di Amerika Serikat.

47. Follicle-stimulating hormone (FSH)

Follicle-stimulating hormone (FSH) adalah sejenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari (hipofisis) di dalam otak. Hormon ini bertanggung jawab untuk menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium pada wanita dan produksi sperma pada pria. Pada wanita, FSH juga berperan dalam proses ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Peningkatan kadar FSH dapat menunjukkan adanya gangguan dalam sistem reproduksi, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau infertilitas. Uji FSH biasanya dilakukan bersama dengan tes hormon lainnya untuk mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

48. Gauge (G)

Gauge adalah satuan yang digunakan untuk mengukur ketebalan atau diameter benda. Ini sering digunakan dalam dunia teknik, terutama dalam pembuatan pipa, kawat, dan baja. Satuan ini ditetapkan berdasarkan standar industri, sehingga ukuran gauge yang sama dapat digunakan untuk membandingkan ketebalan atau diameter benda yang berbeda. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa sebuah pipa memiliki gauge 12, itu berarti pipa tersebut memiliki ketebalan atau diameter yang sama dengan standar gauge 12. Satuan ini juga dapat digunakan dalam konversi antara satuan metric dan standar di Amerika Serikat.

49. Gram (g)

Gram (g) adalah satuan yang digunakan untuk mengukur massa. Ini merupakan satuan dasar dalam sistem metric, yang biasa digunakan untuk mengukur massa benda atau zat kimia. 1 g sama dengan 1/1000 kilogram (kg), atau sekitar 0,035 ons avoirdupois. Satuan ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam mengukur berat bahan makanan atau obat-obatan. Satuan ini juga dapat digunakan dalam konversi antara satuan metric dan standar di Amerika Serikat. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa sebuah buah pisang beratnya 200 g, itu sama dengan 0,2 kg atau 7 ons.

50. Glukosa-6-fosfat (G6P)

Glukosa-6-fosfat (G6P) adalah sejenis senyawa yang terbentuk dari glukosa setelah diubah oleh enzim glukosa-6-fosfatase. Ini merupakan salah satu tahap dalam proses metabolisme glukosa di dalam tubuh, yang bertanggung jawab untuk mengubah glukosa menjadi energi yang dapat digunakan oleh sel-sel tubuh. G6P juga merupakan bahan baku untuk pembentukan asam lemak dan kolesterol, yang diperlukan untuk memperkuat sel-sel tubuh dan menjaga kesehatan jantung. Peningkatan kadar G6P dalam darah dapat menunjukkan adanya gangguan dalam metabolisme glukosa, seperti diabetes. Uji G6P biasanya dilakukan bersama dengan tes glukosa darah lainnya untuk mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang.

51. Glukosa darah puasa (GDP)

Glukosa darah puasa (GDP) adalah kadar glukosa dalam darah yang diambil setelah seseorang tidak makan selama 8-12 jam. Uji ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang, terutama untuk mengetahui apakah mereka menderita diabetes. Orang yang sehat biasanya memiliki kadar GDP antara 70-100 mg/dL. Jika kadar GDP seseorang melebihi batas ini, itu dapat menunjukkan adanya gangguan metabolisme glukosa darah, seperti diabetes. Uji ini biasanya dilakukan setelah seseorang tidak makan selama 8-12 jam, seperti pada saat bangun tidur di pagi hari.

52. Glukosa darah sewaktu (GDS)

Glukosa darah sewaktu (GDS) adalah ukuran kadar glukosa dalam darah saat tes darah dilakukan. Tes ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kadar glukosa dalam darah seseorang dan untuk mengecek apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. GDS dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut glukometer. Hasil tes GDS biasanya dinyatakan dalam miligram per desiliter (mg/dL) atau milimol per liter (mmol/L).

53. Glomerular filtration rate (GFR)

Glomerular filtration rate (GFR) adalah ukuran kecepatan filtrasi glomerulus di ginjal. Glomerulus adalah bagian dari ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah dan membuang produk sisa metabolisme tubuh dalam bentuk urine. GFR digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal seseorang dan untuk mengidentifikasi masalah ginjal seperti penyakit ginjal kronis. GFR biasanya diukur dengan menggunakan tes darah atau urine untuk mengukur kadar protein yang disebut kreatinin, dan hasilnya dinyatakan dalam mililiter per menit (mL/min).

54. Gamma-glutamyl transferase (GGT)

Gamma-glutamyl transferase (GGT) adalah enzim yang terdapat dalam sel-sel tubuh, terutama di hati, ginjal, dan pankreas. Enzim ini berperan dalam metabolisme asam amino glutamat dan beberapa obat-obatan. Tes GGT biasanya digunakan untuk mengevaluasi fungsi hati, karena kadar GGT dalam darah akan meningkat jika ada kerusakan atau peradangan pada hati. Tes GGT juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Hasil tes GGT dinyatakan dalam unit per liter (U/L) atau miligram per 100 mililiter (mg/100 mL).

55. Gliserol kinase (GK)

Gliserol kinase (GK). Gliserol kinase adalah enzim yang terlibat dalam metabolisme gliserol, yaitu suatu jenis molekul yang terdapat dalam lemak. Namun, saya tidak tahu apa fungsinya dan bagaimana tes GK digunakan dalam kesehatan.

56. Glutamat dehidrogenase (GLDH)

Glutamat dehidrogenase (GLDH) adalah enzim yang terdapat dalam sel-sel tubuh, terutama di hati dan otak. Enzim ini berperan dalam metabolisme asam amino glutamat dan beberapa obat-obatan. Tes GLDH biasanya digunakan untuk mengevaluasi fungsi hati, karena kadar GLDH dalam darah akan meningkat jika ada kerusakan atau peradangan pada hati. Tes GLDH juga dapat digunakan untuk mendeteksi kejang pada anak-anak. Hasil tes GLDH dinyatakan dalam unit per liter (U/L) atau miligram per 100 mililiter (mg/100 mL).

Nah itulah beberapa istilah atau daftar singkatan di laboratorium farmasi yang dapat admin sampaikan kepada anda, semoga pembahasan diatas dapat bermanfaat bagi anda, Dan tidak lupa juga disini admin akan menawarkan atau menginformasikan kepada anda yang mungkin sedang membutuhan dan mencari peralatan laboratorium anda bisa mengunjungi webiste berikut ini yaitu di www.envilife.co.id menjual berbagai macam peralatan laboratorium yang lengkap dan harga kompetitif.

<a href="https://bloglab.id/author/bloglab/" target="_self">Erwin Widianto</a>

Erwin Widianto

Content Creator

Saya adalah seorang Content Creator dan SEO Spesialist yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia yang memulai karir di bidang Digital Marketing sejak tahun 2017 hingga sekarang.

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Silahkan chat dengan tim kami Admin akan membalas dalam beberapa menit
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Mulai chat...