Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin

oleh | Agu 22, 2022 | Laboratorium

Hemoglobin (Hb atau Hgb) merupakan pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah. Terdapat terbagai macam metode pemeriksaan hemoglobin, tetapi metode yang paling umum dilakukan dalam laboratorium klinik adalah pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sahli dan Sianmethemoglobin (cyanmethemoglobin). Sampai saat ini, gold standard pemeriksaan hemoglobin adalah Sianmethemoglobin.

Metode pemeriksaan sianmethemoglobin menggunakan reagen Drabkins yang didasarkan pada pengukuran secara kolorimetri menggunakan spektrofotometer atau fotometer. Metode ini dapat mengukur hemoglobin dalam bentuk fraksi oksihemoglobin (HbO2), methemoglobin (Hi), karboksihemoglobin (HbCO) karena Drabkin mampu merubah hemoglobin tersebut menjadi sianmethemoglobin kecuali sulfhemoglobin (SHb). Tingkat kesalahan pemeriksaan ini hanya mencapai 2%.

Metode Sianmethemoglobin

1. Prinsip

Reagen Drabkins yang mengandung kalium sianida dan kalium ferrisianida jika di tambahkan dengan darah akan membentuk reaksi kimia. Ferrisianida akan merubah Fe dalam hemoglobin dari ferro (Fe2+) menjadi ferri (Fe3+) membentuk methemoglobin. Kemudian bergabung dengan kalium sianida membentuk sianmethemoglobin dengan warna yang stabil. Warna yang terbentuk sebanding dengan kadar hemoglobin dalam darah dan di ukur pada fotometer dengan panjang gelombang 540 nm.

2. Tujuan

  • Menentukan kadar hemoglobin dalam darah.
  • Membantu mendiagnosis anemia.
  • Menentukan defisit cairan tubuh akibat peningkatan kadar hemoglobin.

3. Nilai Rujukan

Bayi Baru Lahir: 14 – 24 g/dL
Bayi: 10 – 17 g/dL
Anak: 11 – 16 g/dL
Pria Dewasa: 13,5 – 17 g/dL
Wanita Dewasa: 12 – 15 g/dL

4. Peningkatan Kadar

  • Masalah Klinis

Dehidrasi/hemokonsentrasi, polisitemia, daerah dataran tinggi, PPOM, CHF, luka bakar parah.

  • Obat

Gentamisin, metildopa (aldomet).

5. Penurunan Kadar

  • Masalah Klinis

Anemia (defisiensi zat besi, aplastik, hemolitik), perdarahan hebat, sirosis hati, leukemia, penyakit Hodgkin, sarkoidosis, kelebihan cairan IV, kanker (usus besar, usus halus, rektum, hati, tulang), talasemia mayor, kehamilan, penyakit ginjal.

  • Obat

Antibiotik (kloramfenikol, penisilin, tetrasiklin), aspirin, obat anti neoplastik, doksapram (dopram), derivat hidantoin, hidralazin, (apresoline), indometasin (indocin), inhibitor MAO, primakuin, rifampin, sulfonamid, trimetadion (tridione), vitamin A dosis tinggi.

5. Spesimen

Darah vena (EDTA).

6. Alat dan Reagen

  • Tabung Kahn atau serologi.
  • Pipet Sahli atau mikropipet 20 µL.
  • Fotometer atau spektrofotometer.
  • Reagen Drabkins.
Natrium bikarbonat (NaHCO3)1,00 g
Kalium sianida (KCN)0,05 g
Kalium ferisianida (K3Fe(CN)6)0,20 g
Aquadest1000 mL

Reagen Drabkins harus disimpan dalam botol coklat dan stabil selama satu bulan.

7. Prosedur

  • Penetapan Kadar Hemoglobin
  1. Pipet 5,0 mL larutan Drabkins ke dalam tabung.
  1. Pipet 20 µL darah, hapus sisa darah yang melekat pada
    bagian luar pipet.
  2. Masukan ke dalam tabung yang telah diisi larutan Drabkins,
    hisap dan tiup regen ke dalam pipet 3-5 kali untuk mengeluarkan sisa darah dalam pipet.
  3. Campurkan darah dan reagen hingga homogen.
  4. Inkubasi selama 3 menit pada suhu ruangan.
  5. Warna yang terbentuk diukur menggunakan fotometer
    atau spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm
    dengan larutan Drabkins sebagai blanko.
  6. Kadar hemoglobin ditentukan menggunakan kurva kalibrasi atau dihitung menggunakan faktor.
  • Membuat Kurva Kalibrasi dan Faktor
  1. Buat pengenceran larutan standar dengan larutan Drabkins dengan kadar hemoglobin yang berbeda, paling sedikit 3 larutan standar.
  2. Ukur menggunakan fotometer atau spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm dengan larutan Drabkins sebagai blanko.
  3. Buat kurva dengan absis (sumbu X) adalah konsentrasi kadar hemoglobin dan ordinat (sumbu Y) sebagai absorban standar.
  4. Menentukan kadar hemoglobin sampel dilakukan dengan cara memplotkan absorban standar pada kurva atau absorban sampel dikalikan dengan faktor.
  5. Faktor ditentukan dengan menggunakan rumus.
HEMOGLOBIN

8. Limitasi

  1. Keberadaan HbCO dalam darah dapat menyerap banyak sinar dan mengakibatkan kadar Hb tinggi palsu.
  2. Leukositosis, hiperlipidemia, proteinemia dan eritrosit tidak lisis sempurna menyebabkan kadar tinggi palsu.
  3. Reagen mengandung sianida yang bersifat racun.
Bagikan ini ke:
<a href="https://bloglab.id/author/bloglab/" target="_self">Erwin Widianto</a>

Erwin Widianto

Content Creator

Saya adalah seorang Content Creator dan SEO Spesialist yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia yang memulai karir di bidang Digital Marketing sejak tahun 2017 hingga sekarang.

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×