Air merupakan bahan kimia yang paling dikenal, air merupakan suatu komponen utama dari semua organisme hidup, terdiri dari sekitar 65% dalam tubuh dan bahkan hingga 95% bagi tumbuhan tertentu. Sungai danau dan lautan menutup hampir tiga perempat permukaan bumi. Bahkan kebanyakan bahan kimia yang dikatakan kering itu masih mengandung sejumlah uap air.
Air adalah tidak normal, dalam hal bahwa jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah bentuknya atau untuk menaikkan suhunya adalah sangat besar bilamana dibandingkan dengan jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah pada perubahan yang setara dalam bahan yang lain.
Oleh sebab perbedaan panas spesifiknya, sejumlah panas yang dapat dipakai untuk menaikkan suhu dengan 10 derajat celcius dari satu gram air, telah dapat menaikkan suhu dengan 100 derajat celcius untuk 1 gram besi. Jumlah panas yang dapat dipakai untuk mendidihkan 1 gram air telah dapat dipakai untuk mendidihkan 6 gram benzen atau 8 gram Hg.
Air merupakan elektrolit yang sangat lemah dan hampir tidak menghantarkan listrik, ia merupakan zat cair yang berasosiasi sangat tinggi, dengan konstanta dielektrikum 81. Penguraian panas uap air pada suhu 1000 derajat celcius hampir tidak diketahui, dan pada 2300 derajat celcius hanya 4% saja.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Reaksi-reaksi dari air

1. Dengan unsur-unsur
Air bereaksi dengan logam-logam tertentu dan pada kondisi tertentu pula, seperti fluor, klor, karbon dan silikon dapat menguraikan air. Fluor dapat bereaksi dengan air menurut persamaan:
2F2 + 2H2O —–> 4HF + H2 (mengandung sedikit O)
sedangkan klor bereaksi dengan bantuan cahaya (sinar) malam hari:
2Cl + 2H2O —–> 2HCl + 2HClO
2HClO ——> 2HCl + O2
karbon dapat beraksi dengan air,tetapi memerlukan kondisi yang drastis, karbon dalam keadaan panas pijar, dan air dalam bentuk uap:
C + H2O —–> CO + H2
sedangkan silikon bereaksi sangat lambat meski dengan persaratan seperti pada karbon:
Si + 2H2O —–> SiO2 + 2H2
2. Dengan oksida-oksida
Oksida-oksida logam tertentu bereaksi dengan air membentuk larutan hidroksida yang bersifat basa, misalnya:
BaO + H2O —–> Ba(OH)2
sedangkan dengan oksida bukan logam dapat membentuk asam, contoh:
SO3 + H2O —–> H2SO4
3. Penguraian karena air (hidrolisis)
Hidrolisis merupakan penguraian suatu zat yang dilakukan oleh air. Persenyawaan biner logam dan bukan logam diuraikan menjadi hidroksida dan hidrida, contoh:
Al4C3 + 12H2O —–> 4Al(OH)3 + 3OH4
CaC2 + 2H2O —–> Ca(OH)2 + C2H2
Persenyawaan biner antara dua unsur bukan logam juga diuraikan oleh air, seperti:
NCl3 + 3H2O —–> NH3 + 3HClO
PCl3 + 3H2O —–> H3PO3 + 3HCl
Hidrolisis biasanya menghasilkan persenyawaan hidroksi(asam) dan bukan suatu hidrida dari unsur seperti unsur nitrogen triklorida. Besar hidrolisis ini bersifat menunjukkan, logam atau bukan logam, logam kuat atau logam lemah. Garam-garam dari asam okso hanya dibentuk oleh logam, tapi logam-logam yang lebih lemah hanya ada dalam bentuk garam asam,
Pb(CH3COO)4 + H2O —–> PbO2 + 4CH3COOH
Kelarutan
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air).
Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
Kohesi dan Adesi
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom oksigen.
Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih “kekuatan tarik” pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.
Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Air
0 Komentar